Senin, November 02, 2009

Anjing Jangan Dibantai Sembarangan



Denpasar (ANTARA) - Tokoh puri atau keraton di Denpasar meminta pemerintah di Bali tidak secara sembarangan membantai anjing liar setelah ditemukan adanya kasus orang terkena penyakit rabies karena digigit anjing.

"Anjing itu ciptaan Tuhan juga. Sama dengan manusia yang juga ciptaan Tuhan, sehingga tidak boleh dibantai sembarangan," kata tokoh Puri Gerenceng-Pemecutan Anak Agung Ngurah Agung kepada ANTARA di Denpasar, Senin.

Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan ribu anjing liar di berbagai daerah di Bali dibunuh. Pembunuhan yang lebih dikenal dengan sebutan eliminasi itu ditujukan untuk mengantisipasi penyebaran rabies.

Menurut Ngurah Agung, pemerintah di Bali harus mencari solusi yang lebih baik sehingga tidak muncul kesan di lapangan yang menunjukkan asal ada anjing langsung dibantai.

Ketua Persaudaraan Hindu Muslim Bali (PHMB) itu mengemukakan, bagi masyarakat Bali, anjing merupakan bagian dari adat dan bahkan ritual. Pada ritual tertentu, masyarakat Hindu Bali menggunakan anjing sebagai salah satu sesajen atau banten.

"Sejak zaman dulu, masyarakat Bali ini sudah biasa memelihara anjing. Selain merupakan bagian dari adat dan bahkan ritual, anjing juga berfungsi untuk menjaga rumah. Jadi kalau tidak ada suara anjing, ini namanya bukan Bali," ujarnya.

Karena merupakan bagian dari adat dan ritual, maka seharusnya dalam pembantaian anjing ini, pemerintah juga melibatkan tokoh agama. Tokoh agama adalah bagian dari masyarakat yang mengerti bagaimana orang seharusnya memperlakukan hewan.

"Kalau dibantai seperti sekarang, bangkainya juga dibuang ke mana? Saya juga khawatir, kalau semua anjing di Bali ini dibantai sembarangan, nanti anjing khas Bali ini malah habis," katanya.

Menurut dia, ada solusi yang lebih baik dari pada sekedar membantai anjing tersebut, yakni masyarakat diwajibkan untuk mengurung anjing di setiap rumah. Selain itu juga perlu dipikirkan bagaimana mengurangi populasi anjing lewat pembatasan kelahiran.

"Mungkin yang anjing betina disuntik sejenis kontrasepsi KB pada manusia dan yang jantan dikebiri, sehingga anjing-anjing liar di Bali ini bisa ditekan," katanya.

Ia juga mempertanyakan, mengapa baru saat ini ada penyakit rabies di Bali. Padahal sebelumnya di Bali dikenal sebagai daerah yang bersih dari rabies.

Ia khawatir, rabies itu justru disebarkan oleh anjing dari luar Bali.

"Dulu anjing dari luar tidak boleh masuk Bali, tapi kenyataannya sekarang banyak anjing luar, bahkan dari luar negeri yang dimiliki bos-bos. Jangan-jangan anjing seperti itu yang menularkan rabies," katanya.

Sources: http://id.news.yahoo.com/antr/20091102/tid-tokoh-puri-anjing-jangan-dibantai-se-f9ffe45.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar